PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Oleh : Syahrul Budiman

NIM : 12 PEDI 2832

 

  1. A.          PENDAHULUAN

Terdapat banyak alasan yang sahih untuk melakukan penelitian kualitatif. Salah satunya adalah kemantapan peneliti yang berdasarkan pengalaman penelitiannya. Beberapa peneliti yang berlatar belakang bidang pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif guna mengumpulkan dan menganalisis data. Alasan lain adalah sifat dari masalah yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif, misalnya penelitian yang berupaya mengungkap sifat pengalaman seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama atau ketagihan obat. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang bari diketahui. Demikian pula metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh penelitian kuantitatif.[1]

 

Dalam makalah yang singkat ini akan dibahas tentang Ciri-ciri Penelitian Kualitatif, Proses Pengumpulan Data, Menjaga Keabsahan Data, Teknik Menganalisis Data dan Pengambilan Kesimpulan dalam Penelitian Kualitatif.

 

  1. B.          CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF.

Lincoln & Guba sebagaimana yang dikutip oleh Syukur Kholil mengemukakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

 

  1. 1.      Latar Alamiah (Natural Setting).

Dalam penelitian kualitatif diperlukan suasana alamiah sebagaimana adanya, sebab tindakan pengamatan dapat mempengaruhi apa yang diamati. Karena itu dalam penelitian kualitatif perlu dijaga keasrian suasana, situasi dan kondisi.[2],

  1. 2.      Manusia sebagai Instrumen Utama (Alat Utama).

Dalam penelitian kualitatif, peneliti atau pembantu peneliti sekaligus menjadi alat pengumpul data primer. Sebab manusialah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek, dan menilai apakah kehadirannya dapat mengganggu suasana. Karena itu, dalam penelitian kualitatif keberhasilan proses pengumpulan data sangat tergantung kepada peneliti sebagai instrumen utama. Sedangkan alat-alat lainnya seperti kertas, tape recorder, video cassette dan sebagainya hanya dipandang sebagai alat bantu yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data, menganalisis dan memahami realitas yang diteliti.[3]

  1. 3.      Menggunakan Metode Kualitatif.

Metode-metode kualitatif yang lazim digunakan ketika mengumpulkan data ialah pengamatan terlibat (perticipant observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan studi dokumen. Data yang dikumpulkan adalah dalam bentuk kata-kata dan gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Karena itu, penelitian kualitatif sangat kaya dengan deskripsi.[4]

  1. 4.      Analisis data secara Induktif.

Induktif berarti proses mengambil suatu kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengumpulkan fakta dari fenomena atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus, kemudian berdasarkan fenomena atau peristiwa yang bersifat khusus tadi, diambil kesimpulan yang bersifat umum.[5]

  1. 5.      Teori dibangun dari dasar.

Dalam penelitian kualitatif penyusunan teori berasal dari dasar. Jika peneliti merencanakan untuk menyusun teori, arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas setelah data selesai dikumpulkan. Dengan demikian, teori dibangun berdasarkan fakta atau realitas yang diperoleh dilapangan selama melakukan penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, pandangan teori tertentu lazimnya dijadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Bahkan teori sering diuji kebenarannya melalui sampel tertentu.[6]

  1. 6.      Lebih mementingkan proses daripada hasil.

Dalama penelitia kualitatif, proses penelitian dipandang amat penting karena sangat mempengaruhi hasil penelitian. Peneliti sebagai alat paling utama harus bersifat jeli, teliti dan hati-hati untuk mencatat dan merekam semua fakta yang dipandang penting. Sehingga tidak ada informasi dan mata rantai yang terputus. Apabila ada informasi atau fakta penting yang luput dari pengamatan dan catatan dari peneliti, maka akan berpengaruh kepada hasil penelitian. Karena itulah maka dalam penelitian kualitatif proses iti dipandang lebih penting daripada hasil penelitian. Apabila proses penelitian berjalan dengan baik, maka sudah barang tentu hasilnya juga akan menjadi baik.[7]

  1. 7.      Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian menjadi pedoman dasar bagi prosedur pelaksanaan penelitian. Fokus penelitian juga menentukan kapada data yang dicari, sumber data, dan metode yang digunakan.[8]

 

  1. 8.      Desain penelitiannya bersifat sementara.

Desain penelitian kualitatif bersifat sementara, dan akan mengalami penyempurnaan secara terus menerus tatkala sampai pada tahap pengumpulan dan analisis data. Karena itu, peneliti kualitatif tidak dituntut untuk menyiapkan proposal penelitian secara matang, sebab proposal tersebut baru dapat dimatangkan ketika pada tahap pengumpulan dan analisis data. Keadaan ini terjadi sebab peneliti tidak dapat membayangkan dan memprediksi sebelumnya kenyataan-kenyataan yang terjadi dilapanga kecuali setelah peneliti terjun langsung ke lapangan.[9]

  1. 9.      Pelaporan dengan model studi kasus.

Peneliti kualitatif cenderung menulis laporan penelitiannya dengan modal studi kasus daripada model laporan ilmiah sebagaimana yang lazim dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Laporan penelitian kualitatif merupakan gambaran tentang situasi secara rinci dalam bentuk deskriptif atau analistis.[10]

  1. 10.  Penafsiran secara idiografis.

Penelitian kualitatif adalah bersifat idiografis, hanya berlaku terhadap peristiwa atau kasus yang sedang diteliti pada konteks dan waktu tertentu. Jadi yang diupayakan adalah mendapatkan makna dan pemahaman yang mendalam tentang fakta yang sedang diteliti.[11]

  1. 11.  Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

Hasil penelitian kualitatif tidak dapat digeneralisasikan pada wilayah atau kasus yang lebih luas. Tetapi hanya berlaku pada kasus yag diteliti saja.[12]

  1. 12.  Perlu dilakukan kegiatan triangulasi.

Dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan kegiata triangulasi secara intensif, baik triangulasi metode (menggunakan lintas metode dalam pengumpulan data) maupun triangulasi sumber data (menggunakan berbagai sumber data yang relevan), serta triangulasi petugas pengumpul data (beberapa peneliti mengumpulkan data secara terpisah).[13]

 

Disamping yang telah diuraikan diatas yang menjadi ciri-ciri penelitian kualitatif adalah :

 

  1. 1.      Permasalahan Masa Kini.

Pada umumnya penelitian kualitatif mengarahkan kegiatannya pada masalah kekinian. Subjek peristiwa yang diteliti bukan masa lampau seperti dalam penelitian sejarah. Dengan demikian penelitian kualitatif bersifat empirik dengan sasaran penelitiannya yang berupa beragam permasalahan yang terjadi di masa kini.[14]

  1. 2.      Bersifat Holistik.

Penelitian Kualitatif memandang berbagai masalah selalu berada dalam kesatuannya tidak terlepas dari kondisi yang lain yang menyatu dalam suatu konteks. Berbagai variable yang dikaji tidak bisa dipahami secara terpisah dari posisi keterkaitanya dalam suatu konteks keseluruhan.[15]

  1. 3.      Desain Penelitian Lentur dan Terbuka.

Dalam penelitian kualitatif, desain disusun secara lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang dijumpai di lapangan. Penelitian tidak menerima desain yang ditentukan secara apriori karena tidak tepat dalam menghadapi realitas dari berbagai masalah yang sebelumnya tidak diketahui.[16]

 

  1. C.          PROSES PENGUMPULAN DATA

Didalam peneltian kualitatif peneliti sekaligus berperan sebagai instrumen penelitian. Berlangsungnya proses pengumpulan data, peneliti benar-benar diharapkan mampu berinteraksi dengan obyek (masyarakat) yang dijadikan sasaran penelitian. Denga arti kata, peneliti menggunakan pendekatan alamiah dan peka terhadap gejala-gejala yang dilihat, didengar, dirasakan serta difikirkan. Keberhasilan penelitian amat tergantung dari data lapangan, maka ketetapan, ketelitian, rincian, kelengkapan dan keluesan pencatatan informasi yang diamati dilapangan amat penting artinya. Pencatatan data lapangan yang tidak cermat akan merugikan peneliti sendiri dan akan menyulitkan dalam analisis untuk penarikan kesimpulan penelitia.[17] Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif.[18] 

 

Syukur Kholil mengemukakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data kualitatif, yaitu (1) Meringkaskan data hasil kontak dengan sumber, (2) Pengkodean dengan menggunakan simbol atau ringkasan, (3) Pembuatan Catatan objektif, klasifikasi dan mengedit data, (4) Membuat catatan reflektif, (5) Membuat catatan marginal untuk komentar, (6) Penyimpanan data, (7) Membuat analisis dalam proses pengumpulan data, (8) Analisis antar lokasi.[19]

 

Berikut akan dijelaskan secara singkat tentag beberapa hal yang perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data penelitian kualitatif diatas :

  1. 1.      Meringkaskan data hasil kontak dengan sumber.

Kebanyakan data penelitian kualitatif adalah dalam bentuk catatan-catatan, dapat juga berupa peta, skema, gambar-gambar, rekaman tape, video, memo dan sebagainya. Peneliti banyak menghabiskan waktu untuk membuat catatan-catatan. Karena itu, peneliti sebaiknya berusaha meringkaskan data sejauh tidak menghilanagkan makna keadaan dilapangan.

  1. 2.      Pengkodean dengan menggunakan simbol atau ringkasan.

Dalam proses pengumpulan data, peneliti perlu mencatat keseluruhan fenomena yang diamati dan data yang didengar dalam waktu yang relatif singkat dan peristiwa yang berlangsung cepat.

  1. 3.      Pembuatan Catatan objektif, klasifikasi dan mengedit data.

Dalam pembuatan catatan lapangan, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin agar bersifat objektif, yaitu memahami dan mencatat data menurut versi yang diteliti. Disamping itu, dalam proses pencatatan data perlu dibuat klasifikasi data berdasarkan konsep-konsep atau tema-tema penting dalam penelitian. Hal ini akan memudahkan peneliti dalalm proses pengolahan dan analisis data. Apabila klasifikasi data tidak dilakukan dari awal, maka akan terjadi pencampur bauran data yang akan membuat pengolahan dan analisis data lebih rumit. Kemudian kegiatan mengedit data terus juga dilakukan, sehingga apabila ada kekurangan data atau kesalahan data, dapat lebih cepat diketahui dan diatasi.

 

 

  1. 4.      Membuat catatan reflektif.

Disamping membuat catatan objektif, peneliti boleh juga membuat catatan reflektif tentang apa yang terfikir ketika proses pengumpulan data agar tidak sampai terlupakan, tetapi harus dibedakan dengan catatan objektif.

  1. 5.      Membuat catatan marginal untuk komentar.

Peneliti harus menyisakan lembaran kertas catatan pada margin atas, bawah, kiri dan kanan untuk tempat komentar peneliti tentang fenomena, peristiwa atau data penting dan hal-hal lainnya yang perlu diingat.

  1. 6.      Penyimpanan data.

Data harus disimpan pada tempat yang aman dan selamat. Bahkan kalau bisa digandakan terutama data dalam bentuk rekaman tape recorder, video dan sebagainya. Sehingga dapat terhindar dari kehilangan data yang dapat berakibat fatal.

  1. 7.      Membuat analisis dalam proses pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif, boleh dilakukan analisis data ketika masih dalam proses pengumpulan data. Tujuannya ialah agar daoat diketahui data yang kurang lengkap, dan data dapat digali lebih dalam lagi. Namun analisis ini masih bersifat sementara. Analisis final dan menyeluruh akan dilakukan ketika data sudah dikumpulkan secara keseluruhan.

  1. 8.      Analisis antar lokasi.

Analisis antar lokasi dilakukan apabila lokasi penelitian lebih dari satu. Tujuannya adalah untuk melihat sisi-sisi persamaan dan perbedaan fenomena yang terjadi diberbagai lokasi serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Tetapi apabila lokasi penelitian hanya satu maka analisis antar lokasi tidak perlu dilakukan.

 

 

 

  1. D.          MENJAGA KEABSAHAN DATA.

Keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual di lapangan. Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif harus dilakukan sejak awal pengambilan data, yaitu sejak melakukan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara menjaga kredibilitas, transferabilitas dan dependabilitas yang maksudnya adalah:

 

  1. a.    Validitas internal (Kredibilitas).

Validitas internal merupakan ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sesungguhnya. Bila ternyata instrumen tidak mengukur apa yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran, sehingga hasil penelitiannya juga  tidak dapat dipercaya, atau dengan kata lain tidak memenuhi syarat validitas.[20]

 

Validitas internal (kredibilitas) dapat dilakukan dengan: a). Memperpanjang masa observasi, b). Melakukan pengamatan terus menerus, c). Triangulasi data, d). Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing), e). Menganalisis kasus negatif, f). Menggunakan bahan referensi, dan g). Mengadakan member check.[21]

         Dalam melakukan penelitian ini, untuk mencapai kredibilitas peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

 

  1. Memperpanjang masa observasi.

Memperpanjang masa observasi dimaksudkan untuk mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin merusak data. Distorsi bisa terjadi karena unsur kesengajaan seperti bohong, menipu, dan berpura-pura oleh subyek, informan, key informan. Unsur kesengajaan dapat berupa kesalahan dalam mengajukan pertanyaan, motivasi, hanya untuk menyenangkan atau menyedihkan peneliti.[22]

  1. Pengamatan terus menerus.

Dengan pengamatan terus menerus dan kontinyu, peneliti akan dapat memperhatikan sesuatu dengan lebih cermat, terinci dan mendalam. Pengamatan yang terus menerus, akhirnya akan dapat menemukan mana yang perlu diamati dan mana yang tidak perlu untuk diamati sejalan dengan usaha pemerolehan data. Pengamatan secara terus menerus dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian tentang fokus yang diajukan.[23]

  1. Triangulasi data.

Tujuan triangulasi data dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian di lapangan. Trianggulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode, artinya peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi data dengan sumber ini antara lain dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dan key informan.[24]

 

 

 

  1. 4.        Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing).

Mendiskusikan hasil data dengan orang lain yang paham dengan penelitian yang sedang dilakukan.[25]

  1. 5.        Menganalisis kasus negatif.

Menganalisis kasus negatif maksudnya adalah mencari kebenaran dari suatu data yang dikatakan benar oleh suatu sumber data tetapi ditolak oleh sumber yang lainnya.[26]

  1. Menggunakan bahan referensi sebagai pembanding dan untuk mempertajam analisa data.[27]
  2. Mengadakan member check.

Tujuan mengadakan member check adalah agar informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, dan key informan. Untuk itu dalam penelitian ini member check dilakukan setiap akhir wawancara dengan cara mengulangi secara garis besar jawaban atau pandangan sebagai data berdasarkan catatan peneliti tentang apa yang telah dikatakan oleh responden. Tujuan ini dilakukan adalah agar responden dapat memperbaiki apa yang tidak sesuai menurut mereka, mengurangi atau menambahkan apa yang masih kurang. Member check dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian berlangsung-sewaktu wawancara secara formal maupun informal berjalan.[28]

b.   Validitas Eksternal (Transferabilitas).

Validitas eksternal berkenaan dengan masalah generalisasi, yakni sampai dimanakah generalisasi yang dirumuskan juga berlaku bagi kasus-kasus lain diluar penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat menjamin keberlakuan hasil penelitian pada subyek lain. Hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menggeneralisir, karena dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan sampling acak, atau senantiasa bersifat pursosive sampling.[29]

c.    Dependabilitas.

Dependabilitas atau reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan tekhnik ulang atau check recheck.[30]

d.    Objektivitas.

Dalam penelitian kualitatif peneliti harus berusaha sedapat mungkin memperkecil faktor subyektifitas. Penelitian akan dikatakan obyektif bila dibenarkan atau di ”confirm” oleh peneliti lain. Maka  obyektifitas diidentikkan dengan istilah ”confirmability”.[31]

 

  1. E.          TEKNIK MENGANALISIS DATA.

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut. Model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai sebagai  pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar  model analisis itu diuraikan sebagai berikut:[32]

  1. 1.      Analisis Domain (Domain analysis).

Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir.

  1. 2.      Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).

Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam.

 

  1. 3.      Analisis Komponensial (Componential Analysis).

Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan.[33]

  1. 4.      Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).

Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan.[34]

Teknik Analisis data Penelitian Kualitatif Menurut Nueman sebagaimana yang dikutip Syukur Kholil, menawarkan beberapa cara, antara lain :

  1. Metode successive approximation; bermula dari penelitian dan asumsi tentang konsep. Boleh juga melahirkan konsep baru dan memodifikasi konsep untuk pembuktian lebih baik. Peneliti mengumpulkan data tambahan untuk memecahkan isu yang belum terjawab sehingga data lebih akurat.[35]
  2. Metode Ilustrasi; menggunakan data empiris untuk mengilustrasikan teori. Peneliti menerapkan suatu teori untuk suatu situasi yang konkrit, atau menganalisis data berdasarkan teori.[36]
  3. Analisis perbandingan, yaitu membandingkan berbagai analisis yang ada untuk mengambil data yang sahih dan logis.[37]

 

  1. F.           PENGAMBILAN KESIMPULAN.

Langkah terakhir dalam penelitian kualitatif adalah mengambil kesimpulan secara induktif, yaitu berdasarkan informasi atau data yang diperoleh dari berbagai sumber yang bersifat khusus dan individual, diambil kesimpulan yang bersifat umum atau general.[38]

Dalam mengambil kesimpulan perlu kehati-hatian agar tidak terjerumus kepada kesimpulan yang terlalu sempit atau terlalu luas, kesimpulan yang terlalu sempit bisa terjadi apabila ada ciri-ciri atau sifat fenomena atau fakta atau lainnya yang bersifat penting dalam ruang lingkup penelitian, tidak tercakup atau tidak masuk ke dalam kesimpulan penelitian. Kesimpulan yang terlalu luas bisa terjadi apabila kesimpulan melebihi dari ruang lingkup penelitian. Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, harus terjawab didalam kesimpulan hasil penelitian.[39]

 

  1. G.         KESIMPULAN.

Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut : 1). Latar Alamiah (Natural Setting), 2). Manusia sebagai instrumen utama (Alat Utama), 3). Menggunakan Metode Kualitatif, 4). Analisis data secara Induktif, 5). Teori dibangun dari dasar, 6). Lebih mementingkan proses daripada hasil, 7). Adanya batas yang ditentukan oleh fokus, 8). Desain penelitiannya bersifat sementara, 9). Pelaporan dengan model studi kasus, 10). Penafsiran secara idiografis, 11). Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan, 12). Perlu dilakukan kegiatan triangulasi.

 

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data kualitatif, yaitu (1) Meringkaskan data hasil kontak dengan sumber, (2) Pengkodean dengan menggunakan simbol atau ringkasan, (3) Pembuatan Catatan objektif, klasifikasi dan mengedit data, (4) Membuat catatan reflektif, (5) Membuat catatan marginal untuk komentar, (6) Penyimpanan data, (7) Membuat analisis dalam proses pengumpulan data, (8) Analisis antar lokasi.

 

Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara menjaga kredibilitas, transferabilitas dan dependabilitas yang maksud adalah; 1). Validitas internal (Kredibilitas), 2). Validitas Eksternal (Transferabilitas), 3). Dependabilita, 4). Objektivitas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kholil, Syukur, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: Citapustaka Media, 2006

Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Citapustaka Media, Cetakan Ketiga, 2010.

Strauss, Anselm & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, Penerjemah Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/08/keabsahan-data-instrumen penelitian.html

http://ninkwidya.blogspot.com/2010/01/karakteristik-penelitian-kualitatif.html

http://rizkadirasty.blogspot.com/2012/04/pengumpulan-data.html

http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/221.html?task=view

 

 

 

 

 

 

 


[1] Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, Penerjemah Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 11.

[2] Syukur Kholil, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: Citapustaka Media, 2006), h. 122

[3] Ibid, h. 122

[4] Ibid, h. 123

[5] Ibid, h. 123

[6] Ibid, h. 123

[7] Ibid, h. 123-124

[8] Ibid, h. 124

[9] Ibid, h. 124

[10] Ibid, h. 124

[11] Ibid, h. 125

[12] Ibid, h. 125

[13] Ibid, h. 125

[14] Ninkw1dya (alve Dya Aurelia Latifa), http://ninkwidya.blogspot.com/2010/01/karakte ristik-penelitian-kualitatif.html, diakses pada tanggal 7 Pebruari 2013, pukul 20.15 Wib.

[15] Ibid

[16] Ibid

[17]Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif  (Bandung: Citapustaka Media, Cetakan Ketiga, 2010), h. 113

[18]Rizka Dirrasty, http://rizkadirasty.blogspot.com/2012/04/pengumpulan-data.html (diakses tanggal 8 Pebruari 2013, pukul. 23.15 Wib).

[19] Kholil, Komunikasi, h. 127

[20]http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/08/keabsahan-data-instrumen-penelitian .  html  (diakses tanggal 8 Pebruari 2013, pukul 19.30 Wib).

[21] Ibid,

[22] Ibid,

[23] Ibid,

[24] Ibid,

[25] Ibid,

[26] Ibid,

[27]Ibid,

[28]Ibid,

[29] Ibid,

[30] Ibid,

[31] Ibid,

[32] Mudjia Rahardjo, http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/221.html?task=view (diakses Tanggal 8 Pebruari 2013, pukul 23.00 Wib)

[33] Ibid,

[34] Ibid,

[35] Kholil, Komunikasi, h. 132

[36] Ibid, h. 132

[37] Ibid, h. 132

[38] Kholil, Komunikasi, h. 134

[39] Ibid, h. 134

Tinggalkan komentar